Masuk Neraka karena Sulit Percaya

Sesuai usul Fransiskus Xaverius, surga berniat mengirimkan para sukarelawan untuk sekali lagi mempertobatkan orang-orang yang sudah jatuh ke neraka. Rombongan pertama terdiri dari para pekerja sosial. Rombongan itu pulang tanpa membawa hasil sedikitpun. Rombongan kedua adalah para katekis. Hasilnya sama. Rombongan ketiga adalah kaum biarawan-wati, rombongan keempat adalah para malaekat. Kedua rombongan terakhir ini pun gagal.

Akhirnya diputuskan Yesus sendiri harus turun ke neraka. Mereka berharap yang satu ini akan dipercaya. Namun, ternyata Yesus kembali dengan tangan hampa pula. Karena itulah, para penghuni sorga menjadi resah: jangan-jangan neraka sama enaknya dengan surga.

Untuk menenangkan suasana akhirnya Yesus memberi penjelasan, "Mereka tidak mau percaya, karena mengira kita ini sedang menawarkan neraka dengan api yang lebih membara."

Menjadi Suci karena Air

Sebelum wafatnya, seorang ayah yang terkenal karena kesuciannya memanggil keempat anaknya. "Anak-anakku, aku hampir mati. Tidak ada harta atau kepandaian luar biasa yang dapat kuwariskan kepada kalian."

Kata anak-anaknya,
"Kami tahu ayah adalah orang yang suci. Wariskan kesucian itu kepada kami. Itu saja yang kami dambakan, kami tidak menginginkan apapun yang lain."

Sang ayah merasa senang dan puas, maka iapun memberikan pesan terakhir,
"Baik sekali anak-anakku. Kalian sudah mengerti harta yang paling penting dalam hidup ini. Tapi kesucian tidak dapat diwariskan. Setiap orang harus mencari dan memperjuangkannya sendiri. Lihatlah hidupku dan kalian akan tahu bagaimana kesucian itu dapat dicapai."

Setelah itu meninggallah sang ayah.
Segera setelah masa berkabung berlalu, masing-masing anak bersiap-siap pergi untuk mencari jalan menuju kesucian. Anak yang sulung pergi ke suatu gunung yang sepi. Di sana ia menghabiskan waktu untuk bertapa dan berpuasa. Ia ingat betul, bertapa itulah yang dilakukan ayahnya dahulu. Anak yang nomer dua pergi ke tempat-tempat yang jauh untuk menemui guru-guru yang bijaksana. Ia yakin ayahnya menjadi suci karena mengerti sungguh-sungguh makna kehidupan. Anak yang nomer tiga juga pergi mengembara ke tempat-tempat yang jauh, bukan untuk mencari guru-guru kebijaksanaan seperti kakaknya, tetapi untuk mengunjungi tempat-tempat suci. Ayah menjadi suci karena mendapat berkat dari tempat-tempat ini, pikirnya.

Setelah semua kakaknya pergi tinggallah anak bungsu yang kebingungan. Ia sebenarnya juga ingin pergi mencari jalan menuju kesucian seperti kakak-kakaknya. Namun, ia sendiri bingung untuk memilih jalan yang mana. Semua jalan yang sekarang ini dilalui kakak-kakaknya sudah dilewati ayahnya. Jalan manakah yang paling baik?
Selain bingung menentukan jalan mana yang harus dilalui, ia juga bingung karena tidak ada orang yang menggantikan pekerjaan ayahnya. Selama ini ayahnya mengerjakan sebidang kebun kecil di belakang rumah untuk makan seluruh keluarga. Ia harus mencari air dari tempat yang jauh karena di sekitar tempat itu memang tidak ada mata air. Dalam sehari, ia beberapa kali bolak balik memikul kantong-kantong air. Sebagian air itu digunakannya untuk mengairi ladangnya sendiri dan sebagian yang lain disisakan untuk orang-orang yang singgah. Rumah kecilnya selalu disinggahi para pejiarah atau siapapun yang kebetulan melintasi jalan di depan rumah itu. Ia selalu menyambut kedatangan mereka dengan senyum. Itulah yang dikerjakannya setiap hari, dan entah mengapa orang-orang menganggapnya sebagai orang suci.

Setelah orang suci itu wafat ternyata orang-orang tetap singgah di rumah itu. Karena tidak ada orang lain, terpaksa si bungsu melakukan pekerjaan ayahnya. Mula-mula, ia mengerjakannya dengan terpaksa dan menggerutu. Mengapa aku harus melakukan hal remeh seperti ini sementara kakak-kakaknya mungkin sudah maju dalam kesucian mereka. Ia sama sekali tidak mengerti mengapa sebagai orang suci dulu ayahnya mau repot-repot menjadi pencari air. Bukankah duduk berdoa dan memberi wejangan lebih cocok untuk seorang suci?
Entah mengapa lama kelamaan si bungsu akhirnya menemukan kegembiraan yang ajaib. Orang-orang yang kehausan setelah melakukan perjalanan di tengah padang selalu keluar dari rumahnya dengan wajah ceria. Air yang disediakannya ternyata membuat mereka kembali hidup dan bersemangat. Mereka tidak pernah memberikan apapun sebagai imbalan air minum itu, sudah sejak dahulu ayahnya memang menyediakan air secara cuma-cuma. Namun kegembiraan mereka sudah memberikan upah yang tidak terkira bagi jiwanya.
Hari berganti bulan dan tahun, si bungsu terus mengerjakan pekerjaan remeh itu. Kadang-kadang muncul keinginan untuk menyusul salah seorang kakaknya. Namun, akhirnya ia malah lupa untuk mencari jalan menuju kesucian.

Ketika keempat anak itu meninggal, mereka berharap dapat cepat berkumpul bersama sang ayah di sorga. Sebelum masuk sorga ternyata mereka harus menunggu di api pencucian dahulu. Setelah beberapa saat menunggu, si bungsulah yang pertama dipanggil untuk masuk sorga. Kakak-kakaknya sudah menjadi pertapa yang disegani, dan orang bijaksana, dan pejiarah yang masyur. Mengapa bukan mereka yang dipanggil dahulu. Sedangkan ia hanya orang yang menyediakan air saja?

Persembahan kepada Bunda Maria yang Ditolak

Putera Sejati

Hugo, seorang bangsawan dari Toscana, sejak masa kecilnya sangat menghormati Bunda Maria dengan berbagai praktek kesalehan. Ketika kemudian ia mulai menjalani hidup dalam dosa, penghormatan kepada Bunda Maria itu tidak hilang sepenuhnya. Ia memberikan persembahan kepada Bunda Maria dan mencoba membungkam teguran hatinya dengan berkata, "Aku menghormati Santa Perawan Maria dan ia akan menyelamatkan aku."
Namun Bunda Maria mengecewakan dia.

Pada suatu hari, ia pergi berburu dan ketika merasa sangat haus ia melihat seorang gembala kecil yang menawarinya sekeranjang buah-buahan. Dengan senang hati, ia menyambut keranjang itu, namun ia segera menjatuhkannya ketika melihat buah-buahan yang diterimanya itu kotor dan sudah busuk.

Gembala kecil itu berkata, "Kamu menolak makanan ini tetapi berharap aku senang menerima persembahan dari seorang pendosa?" Setelah berkata demikian, gembala itu menghilang.

Tidak diragukan lagi, gembala yang menampakkan diri kepada Hugo adalah Bunda Maria. Setelah penampakan itu, ia bertobat, mengubah hidupnya dan menjadi putera Maria sejati.

Kisah Inspiratif

Belas Kasih Bunda Maria

Santa Maria Egipciaca (432) ternama di antara para pendosa karena ia mengalami belas kasih Maria. Ketika masih sangat muda ia pindah ke Alexandria. Selama tujuh belas tahun ia menjalani hidup yang tidak bermoral. Pada suatu hari, karena melihat kerumunan orang yang akan ke Yerusalem pada pesta salib suci, ia juga ingin pergi. Ketika sampai di pintu gereja, ia merasakan dorongan yang sangat kuat untuk mundur. Setiap kali mencoba masuk, ia dihentikan seperti itu. Alangkah mengerikan hukuman itu.
Kemudian ia berpikir mengenai hidupnya yang penuh dosa dan ia pun menangis. Walaupun demikian ia merasa didorong untuk mengangkat kepala. Ia melihat gambar Bunda Maria di dinding. Bunda Maria menatapnya dengan tatapan penuh belas kasihan. Ia merebahkan diri di tanah, berdoa, dan doanya didengarkan. Wanita pendosa itu akhirnya dapat masuk gereja dan menyembah salib. Keluar dari salib itu ia langsung pergi ke padang gurun. Ia menjalani matiraga yang berat dan akhirnya menjadi seorang santa yang terkenal.

Kisah Inspiratif

Penghormatan yang Benar

Salomo yang melanjutkan kekuasaan Daud ayahnya, ingin menghormati dan meluhurkan Batsyeba ibunya. Apa yang dilakukannya? Ia menyiapkan sebuah takhta yang agung di sebelah takhtanya sendiri. Ketika Betsyeba sudah duduk di tempat kehormatan itu, ia mohon sesuatu kepada Salomo. "Katakan saja, ibu. Aku pasti akan mengabulkannya!" kata Salomo. Ternyata yang dimohon ibu itu adalah pengampunan bagi Adonia, saudara tua Salomo dari ibu yang lain. Mendengar permintaan itu, Salomo lupa akan kasih dan hormatnya kepada ibunya. Ia tidak mengampuni Adonia tapi malah memerintahkan untuk membunuhnya. (1Raj 2:19)
Kelakukan Salomo adalah gambaran sikap banyak orang terhadap Bunda Maria. Mereka mengaku menghormati, meluhurkan dan ingin menggembirakan hatinya. Namun ketika Bunda Maria mengajukan satu permintaan saja mereka menolak. Satu-satunya yang diminta Bunda adalah agar kita tidak menyia-nyiakan Yesus puteranya. Betapa banyak orang yang telah menyiksa dan menyalibkan Yesus dengan dosa-dosa mereka.
Bila kita ingin menghormati Bunda Maria, marilah kita menghindari dosa karena penghormatan dan dosa tidak dapat berjalan bersama. Penghormatan yang benar adalah mengasihi dan meneladaninya.

Kisah Inspiratif

Hutang kepada Bunda Maria

Di pinggir jalan dekat kota Pancorvo Spanyol, ada sebuah tempat penghormatan Bunda Maria. Orang-orang yang lewat biasanya melemparkan beberapa keping uang.
Seorang miskin yang tinggal tidak jauh dari tempat itu, ketika tidak mempunyai uang mengambil uang yang dibutuhkannya, dengan sebuah kaleng yang bagian bawahnya dilumuri tir. Ia selalu mencatat uang yang diambilnya. Kalau ia sudah menerima uang santunan, ia datang ke tempat itu dan mengembalikan uang yang diambilnya. Bukunya penuh dengan catatan seperti: hari ini aku berhutang 5 paseta kepada Bunda Maria, dst.
Pada suatu hari orang itu meninggal. Dalam bagian akhir bukunya tercatat: hari ini aku menyelesaikan urusanku dengan Bunda Maria.

Kisah Inspiratif

Yesus tanpa Maria ..?

Seorang pendeta protestan mengunjungi sebuah panti asuhan. Ia harus mengecek kemampuan masing-masing warga panti dalam hal berdoa. Satu di antara mereka dulunya pernah dididik disekolah katolik. Anak itu harus melakukan seperti teman-temannya yang lain, berdoa di hadapan sang pendeta. Ia mulai dengan doa Bapa Kami, setelah itu spontan ia mulai berdoa Salam Maria.
"Oh jangan," kata pendeta itu, "Kita tidak ingin mendengar apapun tentang Maria. Lanjutkan saja dengan Credo."
Bocah itu mengucapkan Credo, namun ketika sampai pada kalimat, "Dia dilahirkan oleh ..." ia berhenti untuk bertanya kepada pendeta itu, "Apa yang harus saya katakan sekarang? Bukankah Maria disebut di sini juga ... "
Kita tidak pernah dapat sungguh-sungguh berbicara mengenai Yesus tanpa memperhitungkan Maria.

Kisah Inspiratif

Ratu Surgawi

Seorang gadis kecil Irlandia setiap kali menangis karena di sekolahnya harus mendengar berbagai hujatan terhadap Bunda Maria. Pada suatu hari, ia ditanyai seorang penganut protestan, "Kamu mengatakan bahwa Maria, bunda Yesus adalah ratu surgawi. Bagaimana kamu tahu? Dimanakah kamu melihatnya?"
Gadis itu bingung sesaat namun kemudian dengan tegas menjawab, "Kamu bertanya kepadaku bagaiman aku tahu bahwa Bunda Maria ada di surga. Dengarlah yang kukatakan. Jika ia tidak di surga, dimanakah ia? Menurut ajaran protestanmu tidak ada api pencucian. Nah bila ia tidak di surga, tentulah ia di neraka. Anak terkasih macam apa Yesus itu jika membiarkan ibunya menderita di neraka?"
Jawaban sederhana dan jujur itu membuat sang penanya terkesan.

Kisah Inspiratif

Agama Cinta

Di Nepal Utara pernah terjadi peristiwa yang sangat unik. Tiga ratus orang Hindu dan Muslim bergabung dengan tiga ratus orang Katolik mengarak gambar Bunda Maria pada punggung seekor gajah menuju sebuah gereja kecil. Sepanjang jalan penghormatan dan doa rosario tidak pernah berhenti.

Naiad, seorang mayor, membacakan pidato penyambutan. Setelah itu, selama dua belas jam banyak sekali orang-orang non-katolik mengunjungi gereja itu yang pada saat yang sama sedang merayakan ekaristi secara terus menerus dari jam 02.00 sampai jam 09.30 pagi.

Seorang tua penduduk setempat berkomentar, "Bunda Maria menunjukkan kepada kami bahwa agama kalian adalah agama yang dekat, tidak seperti agama kami. Agama kalian adalah cinta, sementara agama kami dipenuhi oleh ketakutan."

Kisah Inspiratif

Berkat Gambar Bunda Maria

Seorang wanita sangat membenci salah seorang saudaranya, sehingga ia berjanji tidak akan pernah mengampuninya baik di dunia ini maupun di akherat nanti. Oleh karenanya, ia tidak mau lagi menerima sakramen-sakramen dan berhenti berdoa. Ketika pada suatu ketika ia sakit berat, pastor paroki memintanya untuk bertobat, namun tidak berhasil. Pastor itu kemudian minta rekan pastornya mengunjungi wanita itu.
Kepada pastor itu, sang wanita menceriterakan kejahatan-kejahatan yang dilakukan saudaranya terhadap dirinya. Pastor itu dapat mengerti mengapa wanita itu sangat membenci dan sulit mengampuni. Dengan lembut ia berkata, "Kejahatan saudaramu itu memang keterlaluan, namun demi keselamatan jiwamu kamu harus berani memaafkannya."
"Biarlah aku masuk neraka, tapi aku hanya puas kalau dapat membalas kejahatannya. Aku tidak akan pernah memaafkannya." kata wanita itu dengan tegas.
Pastor itu belum mau menyerah. Ia terus membujuk, dan akhirnya ia mengajak doa bersama. Wanita itu bersedia. Sebelum doa itu dimulai, pastor mengambil dari buku doanya sebuah gambar Bunda Maria dan memasangnya di meja. Mereka mulai berdoa.
"Cukup pastor," tiba-tiba wanita itu menyela doa yang baru saja mulai. "Aku sudah memaafkan saudaraku dengan sepenuh hatiku. Sekarang aku mohon sakramen pengampunan."

Kisah Inspiratif

Kekuatan Doa Salam Maria

Seorang bandit yang sudah terlibat dalam berbagai pembunuhan, sedang menunggu hukuman mati di kursi listrik. Seorang imam yang diberi tugas untuk mendampinginya berusaha keras agar ia mau menerima sakramen, namun tidak berhasil. Orang yang sedang menanti ajal itu setiap kali hanya berkata, "Pergilah. Tinggalkan aku seorang diri." Dengan tenang imam itu kemudian berdoa "Salam Maria."
Selesai berdoa, berkatalah ia kepada orang itu, "Baiklah aku akan pergi seperti yang kauminta, tapi aku ingin meminta sesuatu darimu."
Setengah jengkel orang itu bertanya, "Mau minta apa?"
"Bukan apa-apa. Aku hanya ingin kita berdoa Salam Maria bersama-sama."
Mereka mulai berdoa bersama. Aneh, baru saja ia mengucapkan kata pertama, rahmat Allah menerangi hatinya yang beku. Sambil menangis ia mohon sakramen pengampunan. Bandit itu akhirnya meninggal dalam kedamaian Tuhan dengan rosario di tangan dan nama Maria di bibirnya.

Anak Ayam Diganti Roti Ayam

Seorang perempuan kristen mempunyai dua ekor ayam. Ayam itu sering mencari makan di halaman rumah tetangganya yang cepat naik darah alias pemarah. Suatu hari tetangganya menangkap kedua ayam itu dan mencekiknya sampai mati. Lalu ayam itu dilemparkannya kembali melalui pagar. Tentu saja perempuan kristen itu berduka tetapi dia tidak marah dan tidak juga membalas dengan mencaci maki tetangganya. Sebaliknya, ia mengambil ayam itu, mencabuti bulunya dan memasaknya menjadi roti ayam. Kemudian ia mengirimkan roti ayam tersebut ke rumah tetangganya yang telah membunuh ayamnya itu. Perempuan itu meminta maaf karena tidak berhati-hati menjaga ayam-ayamnya.
Tetangganya itu tidak bisa berkata-kata apa-apa. Roti ayam dan permintaan maaf itu membuatnya trenyuh dan malu. Sebenarnya bukan maksud perempuan kristen itu untuk membuat dia malu tetapi motivasinya membalas kejahatan dengan kebajikan adalah memperlihatkan kasih kristen yang nyata kepada tetangganya.

Membalas kasih dengan kebencian dan penolakan adalah kejahatan
Membalas kasih dengan kasih adalah manusiawi
Membalas kebencian dengan kasih ini baru namanya Ilahi.

Tanda 'Kristen" di Dahi

Kaisar Kia King, pada awal abad yang silam, memerintahkan penganiayaan berdarah kepada orang-orang kristen, dan ada banyak orang yang lebih baik mati dari pada menyangkal iman.
Pada suatu hari, seorang kristen muda berada dalam penjara, dan ia sudah mengalami siksaan yang berat selama enam bulan dengan gagah berani. "Usaha kalian untuk meruntuhkan iman kami akan sia-sia saja. Kami adalah orang kristen dan akan mati sebagai orang kristen juga!" kata mereka kepada para penyiksa. Orang-orang Mandarin yang tidak bisa meluruhkan ketegaran hati mereka, melepaskan mereka, tetapi mereka berkata, "Terima kasih, tetapi kami tidak menginginkan kebebasan jika kalian tidak memberikan 'sertifikat kristianitas', karena kami tidak ingin diasingkan dari jemaat beriman ketika kami pulang nanti." "Sertifikat macam apa yang kalian inginkan?" tanya orang-orang Mandarin itu. "Tuan," jawab mereka, "inilah jidat kami. Tandailah dengan kata 'kristen'." Terjadilah yang dimohon itu. Orang-orang muda itu kembali kepada keluarga mereka dengan gembira karena telah menderita demi Kristus dan menunjukkan dahi mereka yang bertuliskan 'kristen'.

Roti yang Menguatkan

Seorang Mandarin, setelah melihat keberanian luar biasa dalam diri seorang misionaris yang disiksa, mendengar jawaban ini dari para penyiksa itu, "Tuan, orang ini adalah pemimpin kristen. Setiap pagi, ia memberi para pengikutnya sepotong roti putih, dan ketika orang-orang kristen memakan roti itu mereka menjadi lebih kuat dari siapapun, lebih kuat darimu, dan lebih kuat dari kematian itu sendiri."

Tanda

Dalam perang Napoleon melawan Rusia, seorang petani rusia menolak untuk tunduk kepada Napoleon. "Saya adalah milik Czar," katanya. Tentara-tentara kemudian menandai tangannya dengan huruf "N", tetapi ia segera memotong tangan itu.

Hanya Sorga

Dikisahkan bahwa ketika Henry VIII meninggalkan Gereja karena Paus tidak mau membatalkan perkawinannya yang sah, ia memanggil dua imam dan berkata, "Jika kalian tidak menyatakan diri sebagai pengikut reformasi, aku akan menenggelamkanmu di sungai Thames." Mereka menjawab, "Yang kami dambakan hanyalah sorga, dan kami tidak peduli apakah kami mendapatkannya di darat ataupun di laut."

Kebebasan

Peristiwa ini terjadi di Irlandia pada jaman O'Connell. Diadakanlah suatu pengumpulan pendapat yang berpihak pada rakyat Irlandia dan kebebasan beragama itu sebagai anggota parlemen.
Seorang pria miskin, dengan ketakutan dan gemetar, mendekati suatu kotak untuk memasukkan pendapatnya. Ia baru saja dibebaskan dari penjara karena hutang-hutangnya. Orang-orang yang menghutanginya membujuk akan menghapuskan hutang-hutangnya jika ia mau memberikan suara melawan O'Connell. Pria sial itu memikirkan keluarga dan anak-anaknya yang akan mati kelaparan sementara ia ada di penjara. Dengan memberikan suara yang melawan O'Connell itu ia membeli kebebasan dan roti bagi anak-anaknya. Oleh karena itulah ia terbujuk. Baru saja ia akan memasukkan suaranya ketika ia mendengar suara yang lantang, "Apa yang akan kau kerjakan? Ingatlah jiwa dan kebebasanmu." Itu adalah suara isterinya. Ia berbalik, memberikan suara mendukung O'Connell dan kembali masuk penjara.

Akan Menang

Dalam pertempuran akhir, seorang jendral Jerman tiba di tempat pertempuran. Segala sesuatu dalam bahaya, tetapi ia tidak memboroskan waktu dan tidak mengeluh. Ia berkata, "Pertempuran telah gagal, tidak boleh dibiarkan seperti ini terus. Sekarang jam tiga dan sebelum petang situasinya akan berubah; kemenangan akan menjadi milik kita."
Saya telah gagal. Begitu banyak janji dibuat. Aku ingin menjadi kuat dan mendapat kemenangan, tetapi musuh lebih kuat dariku. Apa yang harus dikerjakan? Menangis, mengeluh atau mungkin yang lebih buruk bersedih: atau bahkan yang lebih buruk lagi berputus asa, yakin bahwa aku tidak dapat keluar sebagai pemenang dan bahwa kegagalan tidak dapat dihindarkan? Bukan. Yang harus dikerjakan adalah melihat situasinya dengan tenang kemudian melihat jam dan berkata, "Jelaslah bahwa telah kalah, tetapi ini terjadi hanya pada jam tiga. Aku masih punya waktu untuk berpacu; marilah bekerja lagi."

Lelucon Terbesar

Filsuf besar Bapa Cefrino Gonzalez, yang dianggap sebagai uskup Seville, sedang di kantornya pada suatu hari ketika menerima teman-teman dekatnya. Satu di antara mereka adalah seorang bangsawan besar yang biasa mentertawakan kebijaksanaan imam dominikan itu. Hari itu adalah hari Jumat pada masa puasa, dan uskup itu menolak makan apapun karena ia sedang berpuasa.
"Sungguh, Bapa Ceferino," katanya, "kehidupan orang suci seperti engkau sulit untuk dipercayai (enviable). Begitu banyak matiraga dan puasa. Tidur di papan, berjalan tanpa sepatu dan kaos kaki, makan hanya sedikit dan tidak bergisi, dengan tidak ada keinginan untuk memiliki ....., semua ini adalah siksaan yang tak terkira. Jika setelah semua ini, dengan semua pengajaran dan kesetiaan pada keyakinanmu, kamu harus dikutuk, ini akan sungguh menjadi suatu lelucon terbesar."
"Tentu saja," jawab orang suci itu, "kamu telah lahir sebagai orang terhormat, memiliki kedudukan dan kepercayaan yang baik dari raja; saya juga telah melihat di dalam istanamu yang megah semua makanan yang sehat dengan perabotan yang berkilauan; kamu memiliki banyak buruh tani, pelayan dan pekerja; di kandangmu ada kuda-kuda dan kereta-kereta yang paling baik; kamu telah menikmati semua kesenangan: pesta, dansa, pertarungan, perburuan, ..... dan jika setelah semua ini kamu harus diselamatkan, itu juga akan menjadi lelucon terbesar."

Berduka sampai Mati

Menurut suatu legenda Arab, seorang Badui melihat seorang pengembara asing melewati tendanya di suatu oase yang sepi. "Siapakah engkau, dan mau kemana? Apakah engkau pejiarah yang sedang menuju Mekah?" "Bukan, saya seorang penjahat (plague) yang mau ke Bagdad." "Apakah engkau akan tinggal dalam waktu yang lama?" "Cukup lama untuk membunuh lima ribu orang." Beberapa hari telah berlalu dan para pelarian dari Bagdad sampai di oasis orang Badui itu, mengatakan kepadanya bahwa lima belas ribu orang telah mati. Beberapa hari berikutnya sang penjahat kembali dan orang Badui itu mencercanya. "Kamu berbohong karena kamu berkata akan membunuh lima ribu orang tetapi kamu membunuh lima belas ribu orang." Penjahat itu menjawab, "Itu tidak benar temanku, aku hanya membunuh lima ribu orang; sisanya hanya berduka (scared) sampai mati."

Bergembira

Seorang suster guru sering berkata kepada murid-muridnya pada awal pelajaran, "Jagalah tingkah lakumu, anak-anak, karena saya sedang tidak bisa bercanda hari ini." Kemudian anak-anak itu akan tertawa riang, begitu juga sang suster. Suasana tegangpun hilang. Cara untuk mendapatkan kegembiraan tidaklah sama, yang penting orang harus mengarahkan dirinya untuk bergembira.

Masih Untung

Seorang pria ketinggalan kereta dua kali pada hari yang sama, tetapi ia masih bergembira karena masih ada kereta yang ketiga. Pria yang tidak beruntung ini, ketika mencoba membunuh seekor lalat pada suatu hari, jatuh dari tangga. Tiga hari kemudian, ia belum sembuh dari sakitnya. Tetapi ia masih memandang dirinya beruntung karena tidak satu tulangpun yang patah. Dia telah belajar bahwa peristiwa-peristiwa itu sebenarnya bisa saja terjadi lebih buruk.

Menderita untukNya

Santa Felisitas adalah salah satu dari para martir dari jaman dahulu. Dia dipenjarakan karena menjadi kristen dan ia segera dibunuh karena ia ibu yang mempunyai harapan. Waktunya tiba ketika ia di penjara, dan ketika ia mulai mengeluh karena penderitaan dan kesakitannya, penjaga bertanya dengan kasar, "Kalau kamu mengeluh sekarang, apa yang akan kaulakukan ketika dimasukkan ke kandang singa?" Wanita berani yang sudah diteguhkan oleh tubuh Kristus menjawab, "Yang saya derita sekarang ini saya tanggung sendiri, tetapi kemudian akan ada dalam diriku Seseorang yang akan menderita untukku karena aku juga menderita untukNya."

Siksaan Tuhan

Seorang pertapa yang setia melayani Tuhan akan sering mengatakan dengan sederhana, "Tuhan, Engkau telah menyiksa aku! Ketika aku menyerahkan diriku untuk pelayananMu, semua yang kubayangkan adalah salib-salib yang sulit untuk kutanggung dan hari-hari yang penuh matiraga serta keluhan. Namun, aku merasakan penghiburan yang paling manis. Tuhan, Engkau telah menyiksa aku, tetapi betapa itu merupakan kesalahpahaman yang membahagiakan."

Menanggung Sakit

Seorang suster sekarat karena tuberculosis dan dokter yang ada di dekatnya menegaskan, "Seandainya saja kalian tahu betapa hebatnya suster ini menderita! Selama hidupku, belum pernah aku melihat penderitaan sekian besarnya yang ditanggung dengan kegembiraan ilahi."
"Oh, ibu," kata suster itu kepada superiornya, "alangkah bagusnya menulis (eloquently) dengan jelas mengenai penderitaan?" sebagaimana ia sendiri sering melakukannya. "Itu sama sekali tidak berguna; seseorang harus sungguh-sungguh mengalami penderitaan!" Pada suatu malam perawat menemuinya sedang berjaga. "Apa yang engkau kerjakan? Engkau harus berusaha tidur." "Saya tidak dapat tidur, sakit yang saya alami tak tertanggungkan; saya sedang berdoa." "Dan apa yang kau katakan kepada Tuhan?" "Tidak ada yang khusus, saya hanya mencintai Dia."

Darah yang Menguatkan

Seorang ibu kristen harus menghadapi kemartiran bersama dengan anaknya yang berumur tiga tahun. Ketika tentara kerajaan datang kepada mereka dengan pedang yang tajam dan berkilat-kilat, anaknya yang ketakutan itu mulai berteriak dan menjerit-jerit dan mencoba untuk lari. Ketika sang ibu tidak dapat lagi menghiburnya, ibu itu membungkuk dan mencelupkan tangannya pada darah martir-martir sebelumnya yang masih hangat dan mengoleskannya pada wajah anaknya. Karena sentuhan darah yang gagah berani itu, bocah itu mendapatkan kekuatannya dan berseru, "Saya adalah seorang kristen dan ingin mati sebagai orang kristen pula, demi Tuhan dan sorga!" Kedua orang itu dibunuh sebagai martir bersama-sama. Bukankah kita ribuan kali lebih beruntung karena mempunyai sumber kekuatan yang selalu tersedia, tidak hanya darah martir, tetapi darah mulia Kristus sendiri dalam Ekaristi?

Bunuh Diri

Ketika Napoleon divonis untuk menjalani pembuangan di Pulau Santa Helena, sebuah surat kabar di Inggris melaporkan bahwa si jenius militer itu akan segera bunuh diri dari pada dibuang. Mendengar tulisan itu Napoleon berkata, "Saya percaya bunuh diri adalah kejahatan yang paling besar (abominable), dan saya tidak dapat menemukan alasan untuk membenarkannya. Itu adalah kejahatan yang (coward). Bagaimana seseorang dapat menyebut dirinya berani bila ia tidak dapat menanggung penderitaan hidupnya (vicissitudes)? Kepahlawanan sejati meliputi kemampuan untuk menghadapi kemalangan seberapa besarpun dan mampu menemukan pemecahannya."

Melakukan untuk Orang lain

Tidak melakukan apapun kepada orang lain berarti tidak melakukan apapun juga kepada diri sendiri. Kita harus melakukan kebaikan, atau kita kehilangan kesempatan terbaik. Hati yang berani keluar dari kurungan dirinya sendiri akan membesar dan dipenuhi kegembiraan. Inilah rahasia kehidupan batin kita. Kita melakukan yang terbaik bagi diri kita dengan melakukan sesuatu bagi orang lain.

Hidup Sekali Jalan

Kita hanya melewati dunia ini sekali jalan saja.
Marilah kita kerjakan sekarang kebaikan-kebaikan
yang dapat kita lakukan untuk orang lain.
Janganlah ragu-ragu dan menunggu.
Kita tidak akan melewati jalan ini lagi.

Jalan Kebahagiaan


Lupakanlah kebaikan yang kaukerjakan, begitu kau melakukannya; lupakanlah pujian yang kauterima, seketika kau mendapatkannya.

Lupakanlah fitnah yang kaudengar, sebelum kau dapat mengingatnya; lupakan setiap kerlingan mengejek atau meremehkan, dimanapun kau menemukannya.

Ingatlah setiap kebaikan yang kauterima, seberapapun besarnya; ingatlah pujian yang diterima orang lain, dan terimalah dengan gembira. Ingatlah setiap janji yang kaubuat, dan pastikan agar tercatat; ingatlah mereka yang membutuhkan bantuanmu, dan jadilah penderma yang iklas. Ingatlah semua kebahagiaan yang datang dalam hidupmu; lupakan setiap ketakutan dan kekecewaan, jadilah berpengharapan dan pemaaf.

Ingatlah kebaikan, ingatlah iman, ingatlah surga di atasmu, dan kamu akan menemui di sepanjang usiamu, kegembiraan sejati dan hati-hati yang mencintaimu!

Resep Awet Muda

Kadang-kadang kita bertemu orang-orang yang tetap cantik dan perkasa di usia lanjut seperti ketika masih muda. Kita bertanya-tanya apa rahasia mereka. Inilah beberapa rahasia itu.

Mereka tahu cara melupakan hal-hal yang tidak disenangi.
Mereka mampu mengatur dorongan-dorongan liar,
dan tidak menjadikan orang
lain obyek pelampiasan emosi itu.
Mereka menguasai seni mengatakan hal-hal
yang menyenangkan.
Mereka tidak berharap terlalu banyak dari orang lain.
Ia berusaha mengerjakan apapun dengan senang hati.
Mereka tidak hidup
dalam ilusi dan tidak mempercayai
bahwa seluruh dunia jahat dan tidak ramah.
Mereka menanggung penderitaan dan bersimpati dengan yang menderita.
Mereka mempercayai bahwa kata-kata yang lembut dan senyuman memiliki arti.
Mereka memperlakukan orang lain sebagaimana mereka sendiri ingin
diperlakukan.
Ketika usia tua datang dan uban-uban melambaikan salam
kematian,
mereka menyambutnya dengan gembira dan menghargainya.


Itulah rahasia umur panjang dan hidup yang bahagia.